Sebagai upaya mengatasi penyakit menular yang disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) di sejumlah kalangan masyarakat, Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu bersama AIDS Healtcare Foundition (AHF) Indonesia dan Setia Indonesia menggelar pertemuan di ruang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Indramayu, Jumat, (30/11/18). Pertemuan ini dilakukan menjelang peringatan Hari AIDS dan HIV Sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember besok.
Advokasi dan Merketing AIDS Healtcare Foundition (AHF) Indonesia, Nana Widiestu, mengatakan, AHF merupakan Organisasi Internasional, yang bergerak dalam pencegahan penyakit AIDS dan HIV. AHF sudah beroperasi di 41 Negara termasuk di Indonesia sejak tahun 2011.
“AHF sendiri beroperasi di 41 Negara termasuk Indonesia sejak tahun 2011 yang bergerak dan membantu penanggulangan penyakit AIDS dan HIV dengen bekerja sama dengan sejumlah organisasi kelembagaan kesehatan yang ada di Indonesia,”katanya.
Sementara itu Kepala Asisten Daerah (Asda) Kabupaten Indramayu, Maman Kostaman, SH.MM dalam sambutannya menjelaskan, berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Indramayu, dari tahun 1993 sampai September 2018 pengidap AIDS dan HIV, keseluruhan di wilayah indramayu mencapai 3.285 orang, yakni AIDS sebanyak 1.862 orang dan HIV sebanyak 1.422 orang.
“Dengan jumlah sebanyak 3.285 orang pengidap AIDS dan HIV, maka memposisikan Kabupaten Indramayu sebagai pengidap AIDS terbanyak ke-2 dan HIV urutan ke-5 di Provinsi Jawa Barat,” jelasnya.
Maman menambahkan, dengan adanya data tersebut, Pemkab Indramayu tidak tinggal diam dalam upaya pencegahan penyakit AIDS dan HIV, melalui Peraturan Daerah (Perda) dan beberapa Program pencegahan dari pihak berwenang, pengidap AIDS dan HIV di Indramayu sempat mengalami penurunan pada tahun 2013 hingga 2017.
“Ini program bukan hanya program semata saja, namun ini program bersama, dari angka kita yang menduduki AIDS peringkat 2 dan HIV peringkat 5 di Jawa Barat, sebenarnya selalu mengalami penurunan dini, yakni tahun 2013 hingga 2017 sebanyak 427 orang. Untuk itu mari sama-sama berkontubusi dalam pencegahan penyakit menular ini,” tambahnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Indramayu dr. Deden Bonni Koswara, mengatakan, saat ini yang perlu di waspadai di Indramayu adalah fenomena gunung es. Artinya mulai penyebab hingga akibat untuk terus rutin diobati. Penyakit ini dan perlu penanganan khusus. Ada dua Rumah Sakit rujukan pengidap HIV-AIDS, 4 Puskesmas serta sebanyak 19 Puskesmas yang masih dalam persiapan.
“Fenomena Gunung es, artinya 1 orang yang mengidap jangan sampai dibiarkan saja, agar tidak menumpuk dan bertambah banyak. Untuk itu kami dari tahun 2012 hingga saat ini ada pelayanan komprehensif yang terdapat di 4 Puskesamas seperti di Puskesmas Bongas, Terisi, Bangodua dan Cidedel dan 2 Rumah Sakit seperti di RSUD Indramayu dan RS Bhayangkara dalam mengatasi penyakit AIDS dan HIV. Selain itu masih 19 Puskesmas lainnya dalam proses persiapan,” katannya.
Peringatan Hari AIDS
Sementara itu Ketua Perkumpulan Setia Indonesia yang merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli atas pencegahan penyakit HIV-AIDS di Indramayu, saat peringatan Hari HIV-AIDS 1 Desember akan mengadakan berbagai macam acara di Alun-Alun Kabupaten Indramayu. Rencananya pada aksi ini akan melibatkan 700 orang, terdiri dari mahasiswa dan pelajar serta masyarakat umum lainnya untuk mengikuti Karnaval Pencegahan AIDS Sedunia yang start dari DPRD Indramayu hingga finis di Alun-alun Kabupaten Indramayu.
“Kita libatkan 700 orang yang terdiri dari mahasiswa pelajar dan masyarakat umum lainnya, pagi nanti, untuk ikut dalam Karnaval dan masih ada banyak acara sosialisasi lainnya, seperti Tausiah, Parade Budaya, Pentas Musik, hingga Pelayanan gratis test penyakit HIV dan AIDS di Alun-alun Indramayu,”katannya. (M.Toyib/Diskominfo Indramayu)